Keseruan Pembalap MotoGP Saat Menjelajahi Budaya Lokal
iNews Game Sport – Menjelang di gelarnya MotoGP Mandalika 2025, para pembalap dunia tak hanya fokus pada sesi latihan dan persiapan teknis. Mereka juga menyempatkan diri menikmati kekayaan budaya dan nuansa lokal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Salah satu momen menarik yang menyita perhatian publik adalah ketika para rider ikut menari Tabola-Bale, tarian tradisional khas Lombok yang penuh semangat dan keceriaan.1
Aksi para pembalap saat mengikuti gerakan tari dengan antusias terekam di media sosial. Unggahan ini muncul di akun resmi MotoGP dan milik para penggemar.
Beberapa nama besar ikut ambil bagian, seperti Francesco Bagnaia, Marc Márquez, dan Fabio Quartararo. Mereka terlihat menikmati pengalaman ini. Bahkan, ada momen lucu saat mereka bercanda dengan para penari lokal.
Naik Bajaj, Merasakan Transportasi Khas Indonesia
Tak hanya menari, para pembalap juga di ajak berkeliling menggunakan bajaj, kendaraan roda tiga yang identik dengan suasana kota-kota besar di Indonesia. Meski bajaj bukan kendaraan yang biasa di temui di Lombok, pengalaman ini tetap memberikan kesan unik dan lucu bagi para rider. Mereka tampak antusias mencoba transportasi khas yang jarang di temukan di negara asal mereka.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian promosi MotoGP Mandalika 2025 yang bertujuan memperkenalkan budaya lokal kepada dunia internasional. Kehadiran para pembalap dalam aktivitas ini juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat, yang merasa bangga bisa menunjukkan keramahtamahan dan budaya daerah mereka.
Membangun Koneksi Lewat Budaya
Selain untuk hiburan, kegiatan ini menjadi bentuk diplomasi budaya yang mempererat hubungan antara Indonesia dengan komunitas MotoGP global. Kehadiran para pembalap dalam acara budaya lokal juga membawa dampak positif pada sektor pariwisata, karena menarik perhatian dunia pada kekayaan tradisi yang di miliki Lombok.
Suasana hangat dan akrab terasa menjelang MotoGP Mandalika 2025. Ajang ini bukan sekadar lomba balap bergengsi. Ia juga menjadi pesta budaya yang mempertemukan dunia dengan keunikan Indonesia.
Antusiasme para pembalap terhadap budaya lokal memberi pesan kuat. Ajang olahraga internasional bisa menjadi jembatan antarbangsa lewat pengalaman sederhana, seperti menari bersama dan naik bajaj.